Kamis, 30 Maret 2017

Basic Laboratory Skill

Praktikum Pembuatan Herbarium

Herbarium merupakan contoh dari awetan kering. Dalam bidang penelitian biologi, dikenal istilah awetan kering dan awetan basah. Awetan basah adalah awetan tubuh atau bagian tubuh organisme dengan cara menyimpannya dalam larutan pengawet sedangkan awetan kering adalah awetan yang berupa tumbuhan atau hewan yang dikeringkan dengan cara serta proses tertentu. 

Hal yang perlu diperhatikan pada saat proses pembuatan herbarium :
  1. Tahap pengumpulan. Pengumpulan tanaman dilakukan dengan melakukan eksplorasi di lapangan. Selanjutnya masukan tumbuhan yang diperoleh kedalam vasculum, atau dimasukan saja kedalam halaman sebuah buku yang tebal. Ambilah terutama dari bagian tumbuhan yang berbunga dan  berbuah. Bagian dari tumbuhan yang besar sedikitnya panjangnya 30-40 cm dan sedikitnya harus ada satu daun dan satu inflorescencia yang lengkap, kecuali kalau bagiannya yang khusus masih terlalu besar. Lihatlah bagian tumbuhan yang berada dibawah tanah. Serta mencatat hal-hal yang penting dan kehususan seperti : warna, bau, bagian dalam tanah, tinggi tempat dari permukaan laut, tempat, banyaknya tanaman tersebut.
  2. Cara pengeringan. Tumbuhan diatur diatas kertas kasar dan kering, yang tidak mengkilat, misalkan kertas Koran. Letakan diantara beberapa halaman yang dobel dan sertakan dalam setiap jenis catatan yang dibuat untuk tanaman tersebut. Juga biasanya digunakan etiket gantung yang diikatkan pada bahan tumbuh-tumbuhan, yang nomornya adalah berhubungan dengan buku catatan lapangan. Tumbuh-tumbuhan yang berdaging tebal, direndam beberapa detik dalam air yang mendidih. Lalu tekanlah secara perlahan-lahan. Gantilah untuk beberapa hari kertas pengering tersebut. Ditempat yang kelembabannya sangat tinggi, dapat dijemur dibawah sinar mata hari atau didekatkan di dekat api (diutamakan dari arang). Tanaman dikatakan kering kalau dirasakan tidak dingin lagi dan juga terasa kaku. Diusahakan bahwa seluruh sample terus-menerus dalam keadaan kering. Makin cepat mereka mengering, maka makin baik warna itu dapat dipertahankan.
  3. Pengawetan. Tanaman yang dikeringkan selalu bersifat hygroscopis, akan mudah sekali terserang jamur. Oleh karena itu, penyimpanan herbarium di tempat kering dan jemurlah koleksi tersebut dibawah sinar matahari. Ddan dapat  di  taburi zat bubukan belerang, naphtaline atau yang lebih baik dapat digunakan paradichloorbenzol. Kedua zat yang terakhir ini menguap langsung dan terus-menerus.
  4. Temple herbarium. Temple herbarium. Tempelkan nama pada kertas dengan kertas label. Tuliskan diatas kertas herbarium data mengenai tanggal, tempat ditemukan, tempat mereka tumbuh, nama penemu, catatan khusus, nama familia dan nama spesies
Alat dan Bahan Pembuatan Herbarium:

  • Tumbuhan (Anda bisa memilih semua bagian tumbuhan dari akar sampai bunga atau jika terlalu besar bisa daun atau bagian tertentu saja)
  • Alkohol 70%
  • Semprotan
  • Kertas Koran
  • Karton
  • Benang Jahit
  • Isolatif
Langkah Membuat Herbarium:
  1. Pilihlah tumbuhan yang akan diawetkan. Bentuk dan jenis tumbuhan bisa mengikuti kebutuhan. Jika anda ingin mengoleksi tumbuhan dengan struktur yang lengkap maka anda bisa memilih rerumputan yang memiliki bunga dan berukuran tidak terlalu Semprot bahan yang akan diawetkan dengan alkohol 70%. Gunanya agar tumbuhan tidak mudah busuk oleh bakteri dan jamur. Siapkan beberapa lembar kertas koran dengan ukuran sekitar 23X48 cm atau yang sesuai dengan besar calon awetan.
  2. Letakkan calon awetan yang telah disemprot alkohol tadi di atas koran dengan posisi yang rapih. Untuk membentuk agar tampak lebih rapih kita bisa mengikat ranting menggunakan benang dan dan menjahitnya pada kertas sesuai keinginan.
  3. Tutup bahan dengan koran.
  4. Tindih atau jepit kuat bahan yang telah terbungkus koran dengan kayu atau bambu. Selanjutnya bahan yang telah kita proses ini disebut dengan istilah spesimen.
  5. Simpan spesimen selama 1 sampai 2 minggu di tempat kering dan tidak lembab.
  6. Jika sudah dirasa kering, keluarkan spesimen dari bungkusan kertas koran.
  7. Letakkan spesimen di atas kertas karton dengan rapih lalu rekatkan dengan isolatif transparan.
  8. Buat judul herbarium yang kamu miliki dan berikan keterangan-keterangan yang akan memperjelas bagian-bagian tumbuhan yang kamu awetkan.
  9. Agar lebih awet dan tampak lebih indah, kita bisa membuat dan memasukkan herbarium ke dalam bingkai sederhana dengan kardus dan plastik mika.
 Catatan:
  • Jika udara lembab, spesimen bisa kita jemur di bawah terik matahari atau di dekat api tanpa membuka korang pembungkus.
  • Usahakan untuk selalu mengganti kertas pelapis yang lembab dengan kertas yang kering secara priodik.
Pemusnahan Alat dan Reagen Tidak Terpakai:

  • Tumbuhan merupakan specimen yang digunakan sebagai contoh dalam laboratorium. Tumbuhan yang tidak terpakai bisa dibakar dan dijadikan kompos. 
  • Alkohol 70%  merupakan bahan kimia yang dipakai di laboratorium dan tidak berbahaya. Alkohol bisa langsung dibuang pembuangan. Alkohol  dapat larut dalam air sehingga dapat dibuang langsung melalui bak pembuangan limbah laboratorium.
  • Semprotan, Kertas Koran, Karton, Benang Jahit dan Isolatif merupakan peralatan yang tidak berbahaya dan masih bisa digunakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar